Pembahasan
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR
Oleh Andika yulianto
A.
Pengertian
Sumber Belajar.
Sebagian
besar para pendidik sering kali mengartikan sumber belajar secara sempit, yaitu
dengan mengartikan bahwa sumber belajar itu adalah berupa buku buku atau media
cetak seperti majalah, jurnal, bulletin, tabloid, dll.
Sebagaimana
yang dikatakan oleh Sudono ( 2000:7), Sumber Belajar adalah bahan termasuk juga
alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada
murid maupun guru.
Terkait
dengan sumber belajar dalam pendidikan, betapa pentingnya kita sebagai pendidik
mengetahui dan paham terhadap pengelolaan sumber belajar dengan optimal, agar
mampu meningkatkan minat peserta didik mengeksplorasi ilmu pengetahuan berasal
dari sumber yang terpercaya dan valide.
Berangkat dari itu, maka kita harus mengetahui definisi secara
terperinci makna dari sumber belajar .
Menurut Ahmad Rohani (1997:102) sumber belajar (learning resources) “adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang
(peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar”.
Begitupun dengan Mulyasa (2004: 48) mengatakan bahwa “sumber
belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan
kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar”.
Menurut Warsita (2008: 209) “sumber belajar adalah semua komponen
sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut
sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.”
Selain itu Sudjana dan Rivai (2009: 76) mengatakan bahwa “sumber
belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses
belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau
keseluruhan”.
Lebih terperinci masalah sumber belajar ini di uraikan oleh Wina
Sanjaya (2010 : 228 ), menurut beliau sumber belajar adalah segala sesuatu yang
ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat
digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi disini tidak
hanya berupa hasil belajar namun ditinjau juga dari proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber
yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan
penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Jadi
dapat kita simpulkan bahwa sumber belajar adalah seluruh sumber atau bahan yang
ada dalam lingkungan sekitar, yang dapat dijadikan bahan materi atau
pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah dan membantu, secara optimal pada peserta didik
dalam rangka meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik.
B.
Klasifikasi Sumber Belajar
Hingga saat ini masih banyak pihak termasuk para guru yang
mengartikan sumber belajar dengan arti sempit, yakni terbatas pada buku (Sudjana
dan Rivai (2009: 76). Padahal sumber belajar memiliki makna yang luas, namun
untuk membatasinya beberapa ahli pun mengklasifikasikannya berdasarkan sudut
pandang dan pendekatan yang berbeda satu dengan lainnya seperti berikut ini.
Menurut Warsita (2008: 212) ditinjau dari tipe atau asal-usulnya,
sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Sumber
belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber
belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Contohnya, buku pelajaran, modul, program VCD
pembelajaran, program audio pembelajaran, transparansi, CAI (Computer
Asisted Instruction), programmed instruction dan lain-lain.
2.
Sumber
belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatakan (learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus dirancang atau
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: surat kabar, siaran televisi,
pasar, sawah, pabrik, museum, kebun binatang, terminal, pejabat pemerintah,
tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan dan lain-lain
Berdasarkan AECT (Association of Educational Communication
Technology) sumber belajar dibedakan menjadi enam jenis seperti yang
tercantum dalam tabel di bawah ini:
Jenis Sumber Belajar
menurut AECT
Sumber
Belajar
|
Pengertian
|
Contoh
|
Pesan
|
Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain: dapat
berbentuk ide, fakta, makna,dan data.
|
Materi bidang studi Pendidikan
Agama Islam
|
Orang
|
Orang-orang yang bertindak
sebagai penyimpan dan atau
penyalur pesan
|
Guru, Siswa,
Pembicara, Tokoh
Masyarakat.
|
Bahan
|
Barang-barang
(lazim disebut media atau perangkat lunak/software) yang biasanya berisi
pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan. Kadang-kadang bahan itu
sendiri sudah merupakan bentuk penyajian.
|
Buku teks, majalah, video, tape recorder, pembelajaran terprogram,
film.
|
Alat
|
Barang-barang
(lazim disebut perangkat keras/hardware) digunakan untuk menyampaikan pesan
yang terdapat dalam bahan.
|
OHP, proyektor
film,tape,recorder, video, pesawat TV, pesawat radio.
|
Teknik
|
Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan,
alat, tata tempat dan orang untuk menyampaikan pesan
|
Simulasi, permainan,
studi lapangan, metode bertanya, pembelajaran individual, pembelajaran
kelompok,
ceramah, diskusi
|
Latar
|
Lingkungan
dimana pesan diterima oleh siswa.
|
Lingkungan fisik; gedung sekolah, perpustakaan, pusat sarana
belajar, studio, museum, taman, peninggalan sejarah, lingkungan non fisik, penerangan,
sirkulasi udara.
|
C. Ciri-Ciri Sumber Belajar
Sebagaimana dikemukakan bahwa sumber
belajar adalah sesuatu daya, kekuatan yang dapat memberi sesuatu yang kita
perlukan dalam rangka proses instruksional. Oleh karena itu, apabila suatu daya
tidak dapat memberi terhadap apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan
instruksional, maka daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar.
Misalnya di saat kita membutuhkan guru
ahli bidang agama, padahal yang tersedia guru ahli bidang fisika yang tidak
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan instruksional. Atau ahli bidang fisika dapat
sebagai sumber belajar setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Oleh
karena itu, dalam menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan multimedia.
Hal ini bertujuan agar dalam pencapaian tujuan instruksional dapat efektif dan
efisien.
Secara garis besar Rohani (1997 :
103) menyebutkan sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Sumber belajar
harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan
instruksional dapat tercapai secara maksimal.
b.
Sumber belajar
harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan
membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang
ada.
c.
Dengan adanya
klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam
bentuk maupun isi.
2. Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.
3. Hanya dipergunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu
atau secara insidental.
4. Dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan instruksional.
d.
Sumber belajar
yang dirancang (resources by designed) mempunyai ciri-ciri yang spesifik
sesuai dengan tersedianya media.
D. Komponen Sumber Belajar
Komponen sumber belajar sebenarnya
merupakan suatu sistem, artinya sumber belajar itu merupakan satu kesatuan yang
di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berhubungan, saling
mempengaruhi serta saling melengkapi. Komponen yang dimaksud adalah semua
bagian yang ada di dalam sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan. Bagian-bagian tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, meskipun kadang-kadang
dapat digunakan secara terpisah.
Adapun
komponen-komponen sumber belajar sebagai berikut:
a.
Tujuan dan
fungsi sumber belajar
Sumber belajar
yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Oleh karena itu,
tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh perancang (guru) sumber
itu sendiri, serta sangat bergantung kepada karakteristik masing-masing jenis
sumber belajar yang dugunakan.
Misalnya
seorang guru yang berfungsi sebagai pendidik akan membawakan misinya yang
berhubungan dengan pendidikan serta mempunyai tujuan agar para peserta didik
(sebagai penerima pesan) dapat mengerti dan memahami pelajaran yang
disampaikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap sumber belajar selalu
mempunyai tujuan baik secara implisit maupun eksplisit.
b.
Bentuk atau
keadaan fisik sumber belajar
Kegiatan
observasi yang dilakukan di Pusat Sumber Belajar (PSB) yang di dalamnya
terdapat banyak komponen, bentuk yang beraneka ragam. Misalnya komponen
perpustakaan, laboratorium, ruang observasi untuk micro teaching,
ruang produksi media dan sebagainya
merupakan media penunjang dalam pengembangan sistem instruksional.
c. Pesan
Pesan termasuk
komponen dalam sumber belajar, sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan
yang dapat dimanfaatkan (dipelajari) oleh pemakai (penerima pesan, peserta
didik) sehingga mereka memperhatikan dan menangkap isi pesan itu secara efektif
dan efisien serta terserap secara maksimal. Pesan sebagai salah satu komponen
yang penting
Pesan yang
berperan sebagai sumber belajar mengandung 3 (tiga) pengertian, yaitu :
1)
Tanda
(kata-kata, gambar) termasuk pemilihan dan urutannya yang menjadi tanggung
jawab perancang, diharapkan bermakna bagi suatu sasaran.
2)
Pembawa tanda
(macam, gaya, tata letak, pencetakan) yang menjadi tanggung jawab penerbit atau
prosedur.
3)
Informasi atau
arti yang diterima, yang menjadi tanggung jawab sasaran (audience).
Pesan, sebagai
salah satu komponen yang penting dalam sumber belajar, untuk itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Kelengkapan isi
pesan, kejelasan serta kemutakhiran isi pesan.
2)
Kemudahan
penangkapan pesan sesuai dengan kondisi situasi tepat serta kemampuan dan kebutuhan
penerima pesan.
3)
Isi pesan cukup
sederhana, jelas, lengkap dan mudah ditangkap.
d.
Tingkat
kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
Tingkat
kompleksitas sumber belajar berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber
belajar sejauhamana tingkat kompleksitas perlu diketahui adalah untuk
menentukan apakah sumber belajar itu masih dapat dipergunakan mengingat waktu
dan biaya yang terbatas dan lain sebagainya.
E.
Fungsi
Dan Manfaat Sumber belajar
Supaya sumber belajar
mempunyai nilai manfaat yang efektif, maka sumber belajar difungsikan
sebagaimana mestinya dengan sebaik- baiknya. Menurut Hanafi yang dikutip oleh
Karwono ( 2007 :4) sumber belajar berfungsi sebagai berikut :
a.
Meningkatkan
produktifitas pendidikan
b.
Memberikan
kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
c.
Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran.
d.
Lebih
memantapkan pembelajaran
e.
Memungkinkan
belajar secara seketika.
f.
Memungkinkan
penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media masa.
Suatu kegiatan
belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan
instruksional, jika melibatkan komponen sumber belajar secara terencana. Sebab
sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.
Adapun manfaat
dari sumber belajar adalah sebagai berikut:
a.
Memberi
pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik. Misalnya
karyawisata ke objek-objek seperti pabrik, pelabuhan, kebun binatang dan
sebagainya.
b.
Dapat
menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara
langsung dan konkret. Misalnya denah, sketsa, foto, film, majalah dan
sebagainya.
c.
Dapat menambah
dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. Misalnya buku-buku
teks, foto, film, nara sumber majalah dan sebagainya.
d.
Dapat memberi
informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya buku-buku bacaan, encyclopedia,
majalah dan sebagainya.
e.
Dapat membantu
memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun
makro. Misalnya secara makro: sistem belajar jarak jauh (SBJJ) melalui modul.
f.
Dapat memberi
motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara
tepat.
g.
Dapat
merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Misalnya buku
teks, buku bacaan, film dan lain-lain, yang mengandung daya penalaran, sehingga
dapat merangsang peserta didik untuk belajar berfikir, menganalisis dan
berkembang lebih lanjut.
F.
Pemilihan
Sumber Belajar
Untuk memilih sumber belajar yang baik,
perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :
a.
Ekonomis dan
murah
Hendaknya dalam
memilih sumber belajar mempertimbangkan segi ekonomis dalam arti relatif murah,
yakni secara nominal uang atau biaya yang dikeluarkan hanya sedikit.
b.
Praktis dan
sederhana
Praktis artinya
tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan yang sulit dan langka.
Sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan khusus yang mensyaratkan
keterampilan yang rumit dan kompleks.
c.
Bersifat
fleksibel (luwes)
Artinya bahwa
sumber belajar ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan
dapat dipertahankan dalam berbagai situasi dan pengaruh.
d.
Komponen-komponen
sesuai dengan tujuan
Mungkin satu
sumber belajar sangat ideal, akan tetapi salah satu, bahkan keseluruhan
komponen ternyata justru menghambat instruksional.
G.
Pengembangan
Sumber Belajar
Dalam berbagai dimensi kehidupan telah
banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan intelektual, jika dibantu
dengan irrasional akan membangkitkan ide-ide baru. Sehubungan dengan hal itu,
aspek-aspek emosional dan irasional harus dipahami untuk meningkatkan
keberhasilan dalam pemecahan masalah, dan mendongkrak kualitas pembelajaran.
Oleh karena itu jika guru mengharapkan pencapaian kualitas pendidikan dan
pembelajaran di sekolah secara optimal, perlu diupayakan bagaimana membina diri
dan peserta didik untuk memiliki kecerdasan emosi yang stabil dengan memahami
diri dan lingkungannya secara tepat.
Menurut E. Mulyasa ( 2005 : 165 )
beberapa hal yang perlu diupayakan untuk mengembangkan sumber belajar dalam
pembelajaran antara lain:
a. Menyediakan lingkungan yang kondusif.
b.
Menciptakan
iklim pembelajaran yang demokratis.
c.
Mengembangkan
sikap empati, dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh peserta didik.
d.
Membantu
peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
e.
Melibatkan
peserta didik secara optimal dalam pembelajaran, baik secara fisik, sosial,
maupun emosional.
f.
Merespon setiap
perilaku peserta didik secara positif, dan menghindari respon yang negatif.
g.
Menjadi teladan
dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam pembelajaran.
H.
Cara Merancang Sumber Belajar
Secara
skematik, Langkah
merancang sumber belajar dapat mengikuti alur sebagai berikut:
Daftar Referensi
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ahmad Rohani. 1997. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Dr.
Nana Sudjana dan Drs. Ahmad Rivai, 1997, Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya), (Bandung: CV. Sinar Baru bekerja sama dengan Pusat
Penelitian Pengajaran dan Pengembangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung,).
Dr.
E. Mulyasa, M.Pd., 2005, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,).
Bambang
Warsita, 2008 : Teknologi Pembelajaran
landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.
http://
karwono.wordpress.com/seminar-sumber-belajar.html