Artikel Sering Tampil

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 05 November 2014

Sumber Belajar

Pembahasan
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR
Oleh Andika yulianto
A.    Pengertian Sumber Belajar.
Sebagian besar para pendidik sering kali mengartikan sumber belajar secara sempit, yaitu dengan mengartikan bahwa sumber belajar itu adalah berupa buku buku atau media cetak seperti majalah, jurnal, bulletin, tabloid, dll.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Sudono ( 2000:7), Sumber Belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru.
Terkait dengan sumber belajar dalam pendidikan, betapa pentingnya kita sebagai pendidik mengetahui dan paham terhadap pengelolaan sumber belajar dengan optimal, agar mampu meningkatkan minat peserta didik mengeksplorasi ilmu pengetahuan berasal dari sumber yang terpercaya dan valide.  Berangkat dari itu, maka kita harus mengetahui definisi secara terperinci makna dari sumber belajar .
Menurut  Ahmad Rohani (1997:102) sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar”.
Begitupun dengan Mulyasa (2004: 48) mengatakan bahwa “sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar”.
Menurut Warsita (2008: 209) “sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.”
Selain itu Sudjana dan Rivai (2009: 76) mengatakan bahwa “sumber belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan”.
Lebih terperinci masalah sumber belajar ini di uraikan oleh Wina Sanjaya (2010 : 228 ), menurut beliau sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi disini tidak hanya berupa hasil belajar namun ditinjau juga dari proses  interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa sumber belajar adalah seluruh sumber atau bahan yang ada dalam lingkungan sekitar, yang dapat dijadikan bahan materi atau pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah dan  membantu, secara optimal pada peserta didik dalam rangka meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik.

B.     Klasifikasi Sumber Belajar
Hingga saat ini masih banyak pihak termasuk para guru yang mengartikan sumber belajar dengan arti sempit, yakni terbatas pada buku (Sudjana dan Rivai (2009: 76). Padahal sumber belajar memiliki makna yang luas, namun untuk membatasinya beberapa ahli pun mengklasifikasikannya berdasarkan sudut pandang dan pendekatan yang berbeda satu dengan lainnya seperti berikut ini.
Menurut Warsita (2008: 212) ditinjau dari tipe atau asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contohnya, buku pelajaran, modul, program VCD pembelajaran, program audio pembelajaran, transparansi, CAI (Computer Asisted Instruction), programmed instruction dan lain-lain.
2.      Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatakan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus dirancang atau dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: surat kabar, siaran televisi, pasar, sawah, pabrik, museum, kebun binatang, terminal, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan dan lain-lain


Berdasarkan AECT (Association of Educational Communication Technology) sumber belajar dibedakan menjadi enam jenis seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini:

Jenis Sumber Belajar menurut AECT

Sumber Belajar
Pengertian
Contoh
Pesan
Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta, makna,dan data.
Materi bidang studi Pendidikan Agama Islam
Orang
Orang-orang yang bertindak
sebagai penyimpan dan atau
penyalur pesan
Guru, Siswa, Pembicara, Tokoh
Masyarakat.
Bahan
Barang-barang (lazim disebut media atau perangkat lunak/software) yang biasanya berisi pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian.
Buku teks, majalah, video, tape recorder, pembelajaran terprogram, film.
Alat
Barang-barang (lazim disebut perangkat keras/hardware) digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan.

OHP, proyektor film,tape,recorder, video, pesawat TV, pesawat radio.
Teknik
Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, alat, tata tempat dan orang untuk menyampaikan pesan
Simulasi, permainan, studi lapangan, metode bertanya, pembelajaran individual, pembelajaran kelompok,
ceramah, diskusi
Latar
Lingkungan dimana pesan diterima oleh siswa.
Lingkungan fisik; gedung sekolah, perpustakaan, pusat sarana belajar, studio, museum, taman, peninggalan sejarah, lingkungan non fisik, penerangan, sirkulasi udara.







C.    Ciri-Ciri Sumber Belajar
Sebagaimana dikemukakan bahwa sumber belajar adalah sesuatu daya, kekuatan yang dapat memberi sesuatu yang kita perlukan dalam rangka proses instruksional. Oleh karena itu, apabila suatu daya tidak dapat memberi terhadap apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan instruksional, maka daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar.
Misalnya di saat kita membutuhkan guru ahli bidang agama, padahal yang tersedia guru ahli bidang fisika yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan instruksional. Atau ahli bidang fisika dapat sebagai sumber belajar setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Oleh karena itu, dalam menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan multimedia. Hal ini bertujuan agar dalam pencapaian tujuan instruksional dapat efektif dan efisien.
Secara garis besar Rohani (1997 : 103) menyebutkan sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.
b.      Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.
c.       Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi.
2.      Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.
3.      Hanya dipergunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara insidental.
4.      Dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan instruksional.
d.      Sumber belajar yang dirancang (resources by designed) mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media.


D.    Komponen Sumber Belajar
Komponen sumber belajar sebenarnya merupakan suatu sistem, artinya sumber belajar itu merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berhubungan, saling mempengaruhi serta saling melengkapi. Komponen yang dimaksud adalah semua bagian yang ada di dalam sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan. Bagian-bagian  tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, meskipun kadang-kadang dapat digunakan secara terpisah.
Adapun komponen-komponen sumber belajar sebagai berikut:
a.       Tujuan dan fungsi sumber belajar
Sumber belajar yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Oleh karena itu, tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh perancang (guru) sumber itu sendiri, serta sangat bergantung kepada karakteristik masing-masing jenis sumber belajar yang dugunakan.
Misalnya seorang guru yang berfungsi sebagai pendidik akan membawakan misinya yang berhubungan dengan pendidikan serta mempunyai tujuan agar para peserta didik (sebagai penerima pesan) dapat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap sumber belajar selalu mempunyai tujuan baik secara implisit maupun eksplisit.
b.      Bentuk atau keadaan fisik sumber belajar
Kegiatan observasi yang dilakukan di Pusat Sumber Belajar (PSB) yang di dalamnya terdapat banyak komponen, bentuk yang beraneka ragam. Misalnya komponen perpustakaan, laboratorium, ruang observasi untuk micro teaching, ruang  produksi media dan sebagainya merupakan media penunjang dalam pengembangan sistem instruksional.
c.       Pesan
Pesan termasuk komponen dalam sumber belajar, sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan (dipelajari) oleh pemakai (penerima pesan, peserta didik) sehingga mereka memperhatikan dan menangkap isi pesan itu secara efektif dan efisien serta terserap secara maksimal. Pesan sebagai salah satu komponen yang penting
Pesan yang berperan sebagai sumber belajar mengandung 3 (tiga) pengertian, yaitu :
1)      Tanda (kata-kata, gambar) termasuk pemilihan dan urutannya yang menjadi tanggung jawab perancang, diharapkan bermakna bagi suatu sasaran.
2)      Pembawa tanda (macam, gaya, tata letak, pencetakan) yang menjadi tanggung jawab penerbit atau prosedur.
3)      Informasi atau arti yang diterima, yang menjadi tanggung jawab sasaran (audience).
Pesan, sebagai salah satu komponen yang penting dalam sumber belajar, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)      Kelengkapan isi pesan, kejelasan serta kemutakhiran isi pesan.
2)      Kemudahan penangkapan pesan sesuai dengan kondisi situasi tepat serta kemampuan dan kebutuhan penerima pesan.
3)      Isi pesan cukup sederhana, jelas, lengkap dan mudah ditangkap.
d.      Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
Tingkat kompleksitas sumber belajar berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber belajar sejauhamana tingkat kompleksitas perlu diketahui adalah untuk menentukan apakah sumber belajar itu masih dapat dipergunakan mengingat waktu dan biaya yang terbatas dan lain sebagainya.
E.     Fungsi Dan Manfaat Sumber belajar
Supaya sumber belajar mempunyai nilai manfaat yang efektif, maka sumber belajar difungsikan sebagaimana mestinya dengan sebaik- baiknya. Menurut Hanafi yang dikutip oleh Karwono ( 2007 :4) sumber belajar berfungsi sebagai berikut :
a.       Meningkatkan produktifitas pendidikan
b.      Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
c.       Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran.
d.      Lebih memantapkan pembelajaran
e.       Memungkinkan belajar secara seketika.
f.       Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media masa.
Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional, jika melibatkan komponen sumber belajar secara terencana. Sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.
Adapun manfaat dari sumber belajar adalah sebagai berikut:
a.        Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik. Misalnya karyawisata ke objek-objek seperti pabrik, pelabuhan, kebun binatang dan sebagainya.
b.        Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung dan konkret. Misalnya denah, sketsa, foto, film, majalah dan sebagainya.
c.        Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. Misalnya buku-buku teks, foto, film, nara sumber majalah dan sebagainya.
d.       Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya buku-buku bacaan, encyclopedia, majalah dan sebagainya.
e.        Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro. Misalnya secara makro: sistem belajar jarak jauh (SBJJ) melalui modul.
f.         Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
g.        Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Misalnya buku teks, buku bacaan, film dan lain-lain, yang mengandung daya penalaran, sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut.

F.     Pemilihan Sumber Belajar
Untuk memilih sumber belajar yang baik, perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :
a.       Ekonomis dan murah
Hendaknya dalam memilih sumber belajar mempertimbangkan segi ekonomis dalam arti relatif murah, yakni secara nominal uang atau biaya yang dikeluarkan hanya sedikit.
b.       Praktis dan sederhana
Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan khusus yang mensyaratkan keterampilan yang rumit dan kompleks.
c.       Bersifat fleksibel (luwes)
Artinya bahwa sumber belajar ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan dapat dipertahankan dalam berbagai situasi dan pengaruh.
d.      Komponen-komponen sesuai dengan tujuan
Mungkin satu sumber belajar sangat ideal, akan tetapi salah satu, bahkan keseluruhan komponen ternyata justru menghambat instruksional.


G.    Pengembangan Sumber Belajar
Dalam berbagai dimensi kehidupan telah banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan intelektual, jika dibantu dengan irrasional akan membangkitkan ide-ide baru. Sehubungan dengan hal itu, aspek-aspek emosional dan irasional harus dipahami untuk meningkatkan keberhasilan dalam pemecahan masalah, dan mendongkrak kualitas pembelajaran. Oleh karena itu jika guru mengharapkan pencapaian kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah secara optimal, perlu diupayakan bagaimana membina diri dan peserta didik untuk memiliki kecerdasan emosi yang stabil dengan memahami diri dan lingkungannya secara tepat.
Menurut E. Mulyasa ( 2005 : 165 ) beberapa hal yang perlu diupayakan untuk mengembangkan sumber belajar dalam pembelajaran antara lain:
a.       Menyediakan lingkungan yang kondusif.
b.      Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis.
c.       Mengembangkan sikap empati, dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh peserta didik.
d.      Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
e.       Melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran, baik secara fisik, sosial, maupun emosional.
f.       Merespon setiap perilaku peserta didik secara positif, dan menghindari respon yang negatif.
g.      Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam pembelajaran.



H.    Cara Merancang Sumber Belajar
Secara skematik, Langkah merancang sumber belajar dapat mengikuti alur sebagai berikut:





Daftar Referensi

Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ahmad Rohani. 1997. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dr. Nana Sudjana dan Drs. Ahmad Rivai, 1997, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), (Bandung: CV. Sinar Baru bekerja sama dengan Pusat Penelitian Pengajaran dan Pengembangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung,).
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., 2005, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,).
Bambang Warsita, 2008 : Teknologi Pembelajaran landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.
http:// karwono.wordpress.com/seminar-sumber-belajar.html