Dalam Pendidikan Agama Islam
1.
Pengertian
Metode Diskusi
Sebagaimana telah
dikutip oleh Syamsul Nizar (2011:60 ) diskusi dari aspek bahasa adalah proses
tukar menukar pemikiran antara dua orang atau lebih dalam rangka menyelesaikan
suatu persoalan atau masalah. Kata
diskusi berasal dari bahasa latin yaitu “discussus” yang berarti “tu
examine”, “ Investigate” (memeriksa , menyelidiki). Secara umum kata
diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih individu yang
berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau
mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah.
Menurut para ahli
Killen yang telah dikutip oleh Wina sanjaya (2010:154) mengungkapkan metode
diskusi adalah Pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu
pemasalahan, menjawab pertanyaan , menambah dan memahami pengetahuan peserta
didik serta untuk membuat suatu keputusan dalam belajar.
Hal yang demikian juga
di aminkan oleh Abuddin Nata yang berpendapat bahwa metode diskusi adalah suatu
cara penyajian pelajaran dengan cara menghadapkan peserta didik kepada suatu
masalah yang berbentuk pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan
dipecahkan bersama ( Abuddin Nata : 2011:188). Dari itulah maka dituntut
seorang peserta didik mampu memecahkan suatu permasalahan dengan dua orang atau
lebih yang disajikan oleh guru.
Pada dasarnya arti dari
diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur – unsur pengalaman
yang secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang
bersifat terperinci, jelas dan teliti tentang suatu permaslahan yang harus
dipecahkan secara bersama. Sedangkan
menurut Darwyn syah dkk ,mengartikan metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran, dimana guru memberi kesempatan kepada para peserta didik
(kelompok- kelompok peserta didik) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan argumentasi, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternatif pemecahan atas suatu masalah.
(Darwyn Syah : 2007:140)
Oleh sebab itu, diskusi
diharapkan tidak sekedar adu mulut, beradu argumentasi, atau menunjukan
kemampuan persuasi dan retorika untuk memenangkan pahamnya sendiri. Akan tetapi
dalam diskusi setiap individu disampinng memberikan argumentasi yang ilmiah juga
memberikan sumbangsih suatu solusi yang tepat sehingga seluruh kelompok kembali
kepada pemahaman yang dibina bersama.
Menurut Syahraini tambak (2014: 202) dasar
pijakan pengertian merode diskusi dalam pembelajaran . Pertama ¸ Metode
Diskusi merupakan cara penguasan suatu
bahan pelajaran. Penguasaan bahan pelajaran ditekankan kepada peserta didik
agar lebih proaktif dalam mengikuti pembelajaran dan menggali pengetahuan
seluasmungkin, sedangkan guru memberikan bimbingan dan stimulus, supaya diskusi
berjalan dengan baik. Kedua, diskusi merupakan tukar menukar pendapat
antara peserta didik sesuai dengan tingkat pengalaman. Ketiga diskusi
menanamkan sikap demokratis dan Humanis. Keempat, diskusi sebagai jalan
memecahkan suatu permasalahan. Kelima, diskusi yang sedang berlangsung
harus mendapat perhatian dan bimbingan penuh dari guru, sehingga jika terjadi
ketenggangan dan mememanas dalam diskusi guru sebagai jalan penengah dalam
diskusi. Keenam, dari sebuah diskusi akan menelurkan suatu keputusan
yang disepakati secara bersama atau keputusan yang munfakat.
Mengutip dasar
pemikiran Syahraini Tambak (2014:203), yang mengambil Dasar metode diskusi dalam
Al- Qur’an tersirat dalam surat Ali Imron ayat 159 yang berbunyi :
Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu,
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (
QS. Ali Imron:159 )
Dalam
ayat diatas digambarkan metode diskusi merujuk pada akar kata wa syawirhum yang
artinya bermusyawarahlah dengan mereka, hal ini mengindikasikan bahwa adanya
proses interaksi untuk mendiskusikan persoalan dengan siapapun yang memiliki
persoalan dengan diri kita sendiri. Dasar ini juga berlaku dalam proses
pembelajaran, dimana persoalan – persoalan yang ada dalam pembelajaran dapat
diselesaikan dengan berdiskusi atau bermusyawarah.
Lain
halnya dengan Andika Yosa (2012:10) yang mengambil dasar metode diskusi dalam
Al- Qur’an surat As- Shaffat ayat : 102)
Artinya
: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".( QS. As- Shaffat : 102).
Ayat
diatas menunjukkan bahwa adanya musyawarah melalui diskusi nabi Ibrahim dengan
Nabi Ismail terkait perintah Allah untuk menyembelihnya. Hal itu merupakan
bentuk penyelesaian masalah melalui diskusi.
Melihat
dari kedua ayat diatas, penulis memberi poin penekanan terhadap kata musyawarah
yang menunjukkan arti adanya interaksi dua orang atau lebih dalam rangka
berdiskusi memecahkan permasalah yang muncul, sehingga mampu menghasilkan kesepahaman
bersama dan penyelesaian masalah dengan tepat.
Dari
uraian – uraian diatas, yang berkaitan dengan metode diskusi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
mengadakan perbincangan secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, menjawab
pertanyaan, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas
suatu permaslahan dan akhirnya dapat menambah pengetahuan peserta didik
terhadap suatu mata pelajaran.
2.
Tujuan Dan Manfaat Metode Diskusi
Adapun tujuan metode diskusi menurut J S Khamdi (
1995 : 16-19) adalah sebagai berikut:
a.
Menumbuhkembangkan
tradisi Intelektual
Menumbuhkembangkan
tradisi intelektual hanya dapat ditempuh dengan membiasakan berfikir bersama.
Hanya dengan berfikir bersama dapat melihat suatu realitas atau suatu masalah
dari berbagai sudut pandang.
b.
Mengambil
Keputusan dan Kesimpulan
Keputusan adalah kegiatan akal yang
mengakui atau mengingkari suatu realitas atau masalah. Sedang keputusan merupakan
satu-satunya pernyataan yang benar atau tidak benar. Di dalam diskusi,
bersama-sama kita merumuskan keputusan ; pengakuan atau pengingkaran akan
realitas atau masalah. Berdasarkan keputusan inilah, kita merumuskan kesimpulan
sebagai pijakan bersama dalam menghadapi permasalahan
c.
Menyamakan Apresiasi,
Persepsi, dan Visi
Di dalam diskusi, ‘mengerti’ dan
‘mau’ menjadi tujuan utama, sehingga terciptakan kesamaan pemahaman, cara
pandang, dan wawasan. Itu berarti musyawarah untuk mufakat sungguh- sungguh
menjadi kenyataan dalam setiap diskusi.
d.
Menghidupsuburkan
Kepedulian dan Kepekaan
Dengan
diskusi kepedulian dan kepekaan, setiap pribadi dihidupsuburkan. Hal ini
terjadi karena dengan berfikir bersama, kita berusaha untuk mengakui,
menghargai, serta menerima keunikan, ketertentuan, dan keutuhan orang lain.
e.
Sarana
Komunikasi dan Konsultasi
Sebagai
sarana proses berpikir bersama, diskusi akan menjadi sarana berkomunikasi dan
berkonsultasi dengan lebih intens dan efektif. Setiap orang akan menemukan
pengalaman verbal dan non verbal, pengalaman intelektual dan emosional, serta
pengalaman moral dan sosial.
Jadi tujuan diskusi
adalah untuk mengasah intelektual seseorang yang didasarkan dengan pikiran
rasional, sehingga dalam mengambil keputusan itu ada kesamaan visi yang
berdampak pada tingkat kepedulian yang tinggi.
Adapun manfaat dan keuntungan menurut Suryabrata (
1997: 185) yang dapat diambil dari
metode diskusi antara lain:
a. Membantu
siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik daripada
memutuskan sendiri.
b. Siswa
tidak terjebak pada jalan pemikiran sendiri, yang kadang salah, penuh prasangka
dan sempit, karena dengan diskusi ia mempertimbangkan alasan orang lain.
c. Dengan
diskusi timbul percakapan antara guru dan siswa sehingga diharapkan hasil
belajarnya lebih baik.
d. Dengan
diskusi memberi motivasi terhadap berpikir dan meningkatkan perhatian kelas.
e. Diskusi
membantu mendekatkan/mengeratkan hubungan antara kegiatan kelas di tingkat
perhatian.
f. Diskusi
merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman.
Dari uraian diatas, bahwa manfaat diskusi adalah
untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antara siswa dengan guru, serta dapat berpikir
kritis secara rasional sehingga menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Disamping manfaat yang dapat diambil dari metode
diskusi, ada pula keuntungan menerapkan/menggunakan metode diskusi dalam PBM,
antara lain :
a. Metode
diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.
b. Tiap
siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran.
c. Dapat
menimbulkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
d. Mengajukan
dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan siswa dapat memperoleh
kepercayaan akan diri sendiri.
e. Dapat
menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para
siswa.
Jadi keuntungan menggunakan metode diskusi adalah
untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam
rangka membentuk ketrampilan (motorik, kognitif, sosial) penghayatan serta
nilai-nilai dalam, pembentukan sikap.
3. Kelebihan dan Kelemahan metode diskusi
Sama halnya dengan
metode – metode laian yang biasa digunakan dalam pelajaran dalam pembelajaran.
metode diskusi juga memliki kelebihan dan kelemahan, adapun kelebihan metode
diskusi yaitu :
Pertama,
Metode diskusi merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide- ide. Kedua, dapat melatih untuk membiasakan
diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. Ketiga,
diskusi dapat melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau gagasan
secara verbal. Keempat, diskusi juga bisa melatih peserta didik bersikap
menghargai pendapat orang lain. Kelima, dengan Diskusi mampu memperluas
wawasan peserta didik.
Sedangkan kelemahan
metode diskusi menurut Wina Sanjaya ( 2010:156) juga , Pertama Sering terjadi
Kerancuan mengutarakan pendapat. Kedua, kadang- kadang pembahasan dalam diskusi
meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur. Ketiga, memerlukan waktu yang cukup
panjang, yang kadang- kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Keempat,
dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
terkontrol. Akibatnya, terkadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga
dapat mengganggu iklim pembelajaran.
4.
Macam-Macam
Metode Diskusi
Beberapa metode dalam
pembelajaran yang ditawarkan merupakan solusi dalam mengatasi kejenuhan
penerapan kegiatan Pembelajaran.
Menurut Zakiyah
Daradjat (1995 : 293- 294) Metode diskusi yang dilakukan guru dalam membimbing
belajar siswa dibagi dalam beberapa jenis, antara lain
a. Diskusi
Informal
Diskusi
ini terdiri dari satu diskusi yang pesertanya terdiri dari peserta didik yang
jumlahnya sedikit. Dalam diskusi informal ini hanya seorang yang menjadi
pimpinan, tidak perlu ada pembantu-pembantu sedangkan yang lain hanya sebagai
anggota diskusi.
b. Diskusi
Formal
Diskusi
ini berlangsung dalam suatu diskusi yang serba diatur dari pimpinan sampai
anggota kelompok. Diskusi dipimpin oleh seorang pendidik atau peserta didik
yang dianggap cakap. Karena semua telah diatur, para anggota tidak dapat begitu
saja berbicara (semua harus diatur melalui aturan yang dipegang oleh pimpinan
diskusi), diskusi yang diatur seperti ini memang lebih baik.
c. Diskusi
Panel
Diskusi
ini di ikuti oleh banyak peserta didik sebagai peserta, yang dibagi menjadi
peserta aktif dan tidak aktif. Peserta aktif adalah langsung mengadakan
diskusi. Sedangkan peserta tidak aktif sebagai pendengar.
d. Simposium
Simposium
adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai
sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan
wawasan yang luas kepada siswa.
5. Langkah Pelaksanaan Metode Diskusi
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini langkah
yang harus ditempuh oleh guru menurut
Darwyn Syah (2007: 143 ) adalah :
a. Merumuskan
Tujuan diskusi
b. Menentukan
Mekanisme dan tata tertib diskusi
c. Merumuskan
masalah atau topik yang akan didiskusikan
d. Menetapkan
waktu dan tempat pelaksanaan diskusi.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada
tahapan pelaksanaan yang telah dikutip oleh Andika yosa, langkah yang harus
dilakukan seorang guru dalam metode diskusi menurut Wina Sanjaya (2010: 159)
adalah:
a. Memeriksa
segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
b. Menunjuk
dan menentukan petugas diskusi seperti ( Pemimpin, moderator, Sekretaris, dan
Anggota ).
c. Memotivasi
peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi.
d. Membangun
kondisi, suasana dan iklim belajar yang menyenangkan.
e. Membuat
catatan – catatan ide ide dan saran saran
yang penting.
f. Mengendalikan
pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting,
sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak
focus.
g. Melakukan
reinforcement ( penguatan ) terhadap peserta didik yang aktif maupun memberikan
saran dan masukan
3. Tahap Tindak Lanjut diskusi/ menutup diskusi
Pada
tahap ini langkah langkah yang harus dilakukan seorang guru adalah:
a. Membuat
Resume dan kesimpulan hasil diskusi
b. Membacakan
dan menggarisbawahi hasil diskusi untuk diadakan koreksi.
c. Membuat
penilaian terhadap jalannya diskusi baik terhadap petugas diskusi maupun
terhadap peserta diskusi, dengan membandingkan bagaimana seharusnya diskusi
yang ideal dengan kenyataan diskusi yang telah dilaksanakan.
Memberikan saran perbaikan untuk pelaksanaan
diskusi untuk masa- masa berikutnya. ( Wina Sanjaya:2010:159).
assalamu;alaikum mas bisa minta daftar buku rujukannya gak? buat ngerjain skripsi :)
BalasHapus