Artikel Sering Tampil

Rabu, 10 September 2014

KALIMAT FI'IL DALAM ILMU NAHWU



Pembahasan Kalimat Fi’il

الْفِعْلُ
اَلْفِعْلُ :       لَفْظٌ دَلَّ عَلَى حُصُوْلِ عَمَلٍ فِى زَمَانٍ خَاصٍّ
Fi'il : Lafal yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu.
Tanda tanda kaliamat fi’il Tanda Kalimat Fi’il : Ta’ Fail, Ta’ Ta’nits Sukun, Ya’ Fail, Nun Taukid.
بِتَا فَعَلْتَ وَأَتَتْ وَيَا افْعَلِي ¤ وَنُوْنِ أَقْبِلَنَّ فِعْـــلٌ يَنْجَلِي
Dengan tanda Ta’ pada lafadz Fa’alta dan lafadz Atat, dan Ya’ pada lafadz If’ali, dan Nun pada Lafadz Aqbilanna, Kalimah Fi’il menjadi jelas.


Tanda- Tanda kalimat Fi’il
Ada beberapa tanda-tanda pengenalnya sebagaimana disebutkan dalam bait syair diatas, yaitu:
  1.  Ta’ Fail
Ta’ dalam contoh فَعَلْتَ  dimaksudkan adalah Ta’ Fail mancakup:
Ta’ Fail untuk Mutakallim, Ta’ berharkat Dhommah contoh :

ضَرَبْتُ زَيْداً

Aku memukul Zaid.
 Ta’ Fail untuk Mukhatab, Ta’ berharkat Fathah contoh:

ضَرَبْتَ زَيْداً

Engkau (seorang laki-laki) memukul Zaid.
 Ta’ Fail untuk Mukhatabah, Ta’ berharkat Kasroh contoh:

ضَرَبْتِ زَيْداً

Engkau (seorang perempuan ) memukul Zaid.


2.      Ta’ Ta’nits Sukun
Ta’ dalam contoh lafadz  اَتَتْ Maksudnya adalah Ta’ Ta’nits yang Sukun. Contoh :

 ضَرَبَتْ زَيْداً

Dia (seorang perempuan) memukul Zaid.
Menyebut  Ta’ Ta’nits Sukun untuk membedakan dengan Ta’ Ta’nits yang tidak sukun yang bisa masuk kepada Kalimat Isim dan Kalimat Hururf
Bisa masuk pada Kalimat Isim contoh :

هِيَ مُسْلِمَةٌ

Dia seorang Muslimah.
 Bisa masuk kepada kalimat Huruf contoh:

وَلاَتَ حِينَ مَنَاصٍ

Ketika itu tidak ada tempat pelarian.
3.       Ya’ Fa’il
Ya’ dalam contoh lafadz افْعَلِيْ dimaksudkan adalah Ya’ Fail mancakup :
Ya’ Fa’il pada Fi’il Amar. Contoh:

اضْرِبِيْ

Pukullah wahai seorang perempuan!
 Ya’ Fa’il pada Fi’il Mudhori’, contoh:

تَضْرِبِيْنَ زَيْداً

Engkau (seorang perempuan) akan memukul Zaid.
Menyebut Ya’ Ya’ Fail, dan tidak menyebut Ya’ Dhomir dikarenakan termasuk Ya’ Dhomir Mutakallim yang tidak Khusus masuk kepada Fi’il tapi bisa masuk kepada semua Kalimat contoh:

 سَأَلَنِيْ اِبْنِيْ عَنِّيْ

Anakku menanyaiku tentang aku.


4.       Nun Taukid
Nun dalam contoh lafadz أقْبِلَنَّ dimaksudkan adalah Nun Taukid mancakup:
 Nun Taukid Khofifah tanpa Tansydid contoh:

لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ

Sungguh akan Kami tarik ubun-ubunnya.
Nun Taukid Tsaqilah memakai Tansydid contoh :

لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ

Sunggah kami akan mengeluarkanmu wahai Syu’aib.

PEMBAGIAN FI’IL
اَلْأَفْعَالُ ثَلَاثَةٌ : ماض وَمُضَارِعٌ, وَأَمْرٌ
Fi’il terbagi menjadi 3 macam  antara lain :
  • Fi’il Madhi (Kata kerja makna lampau)
  • Fi’il Mudhari’(Kata kerja makna sedang atau Makna akan datang)
  • Fi’il Amr (Kata kerja yang mengandung perintah)
A.  Fiil Madhi
لْفِعْلُ الْمَاضِى
اَلْفِعْلُ الْمَاضِى : مَا دَلَّ عَلىَ حُدُوْثِ عَمَلٍ فِى زَمَانٍ مَاضٍ
Fi'il Madhi :Kata yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu dahulu (kata kerja bentuk lampau).
Misal        :  جَلَسَ مُحَمَّدٌ       (Muhammad telah duduk)
                  ضَرَبَ زَيْدٌ عَلـِيًّا  (Zaid telah memukul Ali)
Jika pelaku pekerjaannya adalah wanita maka akhir fi'il madhi ditambah dengan tak mati (  تْ  ),
Misalnya :   جَلَسَتْ زَيْنَبٌ    (Zaid telah duduk)
    ضَرَبَتْ فَاطِمَةُ هِنْدًا      (Fatimah telah memukul Hindun)


  1. Fi'il Mudhori'

اَلْفِعْلُ الْمُضَارِعُ

اَلْفِعْلُ الْمُضَارِعُ : مَا دَلَّ عَلىَ حُدُوْثِ عَمَلٍ فِى زَمَانٍ حَاضِرٍ أَوِ اسْتِقْبَالٍ

Fi'il Mudhori' :Kata yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu sekarang atau akan datang.
Misal   :  يَجْلِسُ مُحَمَّدٌ             (Muhammad sedang/akan duduk)
  يَضْرِبُ زَيْدٌ عَلـِيًّا       (Zaid sedang/akan memukul Ali)
Ciri-ciri fi'il mudhori
Huruf awalnya selalu dimulai dengan salah satu dari huruf   أ – ن – ي – ت      (  أَنِيْتَ )
Jika pelaku pekerjaannya :
1.  Pria yg dibicarakan          : awalnya berupa ي ,     (  يـَجْلِسُ  )
Ex  : رَجُلُ يـَجْلِسُ  ( Laki- laki itu sedang duduk )
 2.  Wanita yg dibicarakan    : awalnya berupa ت ,    (  تـَجْلِسُ  )
3.  Satu pembicara    : awalnya berupa أ   ,     (  أَجْلِسُ )
Ex أَجْلِسُ ( saya laki laki duduk )
4.  Dua/Lebih pembicara       : awalnya berupa ن  ,     (  نـَجْلِسُ  )
C. Fi’il Amr ( kata kerja yang mengandung Perintah )
اَلْفِعْلُ اْلأَمْرُ
اَلْفِعْلُ اْلأَمْرُ : مَا دَلَّ عَلىَ طلب عَمَلٍ
Fi’il Amr : Kata yang menunjukkan adanya tuntutan untuk melakukan suatu pekerjaan (kata perintah).
Misal :  اُفْعُلْ             (kerjakanlah) 
ُانْصُرْ عَلِيًّا             (tolonglah Ali)
Fi'il Amr hanya digunakan untuk orang yang diajak bicara (مُخَاطَبٌ/مُخَاطَبَةٌ  )         
No
Yang diperintah
Wazan[1]
Contoh
1
1 laki-laki
اُفْعُلْ
اُنـْصُرْ
2
2 laki-laki
اُفْعُلاَ
اُنـْصُرَا
3
3/lebih laki-laki
اُفْعُلُوْا
اُنـْصُرُوْا
4
1 orang wanita
اُفْعُلِيْ
اُنـْصُرِيْ
5
2 orang wanita
اُفْعُلاَ
اُنـْصُرَا
6
3/lebih wanita
اُفْعُلْنَ
اُنـْصُرْنَ

h  Harakat huruf ‘ain fi’il amr tergantung pada harakat ‘ain fi'il mudhori'nya, jika pada fi'il mudhori' dibaca dhommah maka pada fi'il amr dibaca dhommah pula, demikian pula jika fathah atau kasroh, misal :
Fi'il mudhori (  يَنـْـصُـرُ  )                    Fi'il amr (اُنْـصُــر   ) [2]
Fi'il mudhori (  يَـضـْـرِبُ  )                    Fi'il amr (اِضْــرِبْ   )
Fi'il mudhori (  يَفْــتَــحُ  )                    Fi'il amr (اِفْــتَــحْ   )

h  Harakat pertama pada fi'il amr tergantung pada ‘ain fi’il mudhori’nya, jika ‘ain fi’il mudhori’ berupa dhommah maka harakat awal fi'il amr dibaca dhommah, jika fathah atau kasroh maka harakat awal fi'il amr dibaca kasroh.


[1]       Wazan : pola kata, dalam bahasa arab kata kerja yang terdiri 3 huruf polanya :   فعل dan yang terdiri dari 4 huruf polanya  : فعلل
[2]       ‘ain fi’il : huruf kedua pada fi’il madhi. misal   فعل ‘ain fi’ilnya = ع,  نَصَرَ ‘ain filnya = ص , pada fi’il mudhori adalah huruf ketiganya

0 komentar:

Posting Komentar