Pembahasan Kalimat Fi’il
الْفِعْلُ
اَلْفِعْلُ
: لَفْظٌ دَلَّ عَلَى حُصُوْلِ عَمَلٍ
فِى زَمَانٍ خَاصٍّ
Fi'il
: Lafal yang
menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu.
Tanda tanda kaliamat
fi’il Tanda Kalimat Fi’il : Ta’ Fail, Ta’ Ta’nits Sukun, Ya’ Fail,
Nun Taukid.
بِتَا فَعَلْتَ وَأَتَتْ وَيَا افْعَلِي ¤ وَنُوْنِ أَقْبِلَنَّ فِعْـــلٌ
يَنْجَلِي
Dengan tanda
Ta’ pada lafadz Fa’alta dan lafadz Atat, dan Ya’ pada lafadz If’ali, dan Nun
pada Lafadz Aqbilanna, Kalimah Fi’il menjadi jelas.
Tanda- Tanda
kalimat Fi’il
Ada beberapa tanda-tanda pengenalnya
sebagaimana disebutkan dalam bait syair diatas, yaitu:
- Ta’ Fail
Ta’ dalam
contoh فَعَلْتَ
dimaksudkan
adalah Ta’ Fail mancakup:
Ta’ Fail untuk
Mutakallim, Ta’ berharkat Dhommah contoh :
ضَرَبْتُ زَيْداً
Aku memukul
Zaid.
Ta’ Fail
untuk Mukhatab, Ta’ berharkat Fathah contoh:
ضَرَبْتَ زَيْداً
Engkau
(seorang laki-laki) memukul Zaid.
Ta’ Fail
untuk Mukhatabah, Ta’ berharkat Kasroh contoh:
ضَرَبْتِ زَيْداً
Engkau
(seorang perempuan ) memukul Zaid.
2. Ta’ Ta’nits Sukun
Ta’ dalam contoh
lafadz اَتَتْ Maksudnya adalah Ta’ Ta’nits yang Sukun. Contoh :
ضَرَبَتْ زَيْداً
Dia (seorang
perempuan) memukul Zaid.
Menyebut Ta’
Ta’nits Sukun untuk membedakan dengan Ta’ Ta’nits yang tidak sukun yang bisa
masuk kepada Kalimat Isim dan Kalimat Hururf
Bisa masuk pada
Kalimat Isim contoh :
هِيَ مُسْلِمَةٌ
Dia seorang
Muslimah.
Bisa masuk
kepada kalimat Huruf contoh:
وَلاَتَ حِينَ مَنَاصٍ
Ketika itu tidak
ada tempat pelarian.
3. Ya’ Fa’il
Ya’ dalam contoh lafadz افْعَلِيْ dimaksudkan adalah Ya’ Fail
mancakup :
Ya’ Fa’il pada Fi’il Amar. Contoh:
اضْرِبِيْ
Pukullah wahai seorang perempuan!
Ya’ Fa’il pada Fi’il Mudhori’,
contoh:
تَضْرِبِيْنَ زَيْداً
Engkau (seorang perempuan) akan
memukul Zaid.
Menyebut Ya’ Ya’
Fail, dan tidak menyebut Ya’ Dhomir dikarenakan termasuk Ya’ Dhomir Mutakallim
yang tidak Khusus masuk kepada Fi’il tapi bisa masuk kepada semua Kalimat
contoh:
سَأَلَنِيْ اِبْنِيْ عَنِّيْ
Anakku menanyaiku tentang aku.
4. Nun Taukid
Nun dalam contoh lafadz أقْبِلَنَّ dimaksudkan adalah Nun Taukid
mancakup:
Nun Taukid Khofifah tanpa
Tansydid contoh:
لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ
Sungguh akan Kami tarik
ubun-ubunnya.
Nun Taukid Tsaqilah memakai Tansydid
contoh :
لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ
Sunggah kami akan mengeluarkanmu
wahai Syu’aib.
PEMBAGIAN FI’IL
اَلْأَفْعَالُ
ثَلَاثَةٌ : ماض وَمُضَارِعٌ, وَأَمْرٌ
Fi’il
terbagi menjadi 3 macam antara lain :
- Fi’il Madhi (Kata kerja makna lampau)
- Fi’il Mudhari’(Kata kerja makna sedang atau Makna akan datang)
- Fi’il Amr (Kata kerja yang mengandung perintah)
A.
Fiil Madhi
لْفِعْلُ الْمَاضِى
اَلْفِعْلُ الْمَاضِى : مَا دَلَّ عَلىَ حُدُوْثِ
عَمَلٍ فِى زَمَانٍ مَاضٍ
Fi'il Madhi :Kata
yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu dahulu (kata kerja
bentuk lampau).
Misal :
جَلَسَ
مُحَمَّدٌ (Muhammad
telah duduk)
ضَرَبَ
زَيْدٌ عَلـِيًّا
(Zaid telah memukul Ali)
Jika pelaku pekerjaannya adalah wanita
maka akhir fi'il madhi ditambah dengan tak mati ( تْ ),
Misalnya
: جَلَسَتْ
زَيْنَبٌ (Zaid telah duduk)
ضَرَبَتْ
فَاطِمَةُ هِنْدًا (Fatimah telah
memukul Hindun)
- Fi'il Mudhori'
اَلْفِعْلُ
الْمُضَارِعُ
اَلْفِعْلُ الْمُضَارِعُ : مَا دَلَّ عَلىَ حُدُوْثِ عَمَلٍ فِى زَمَانٍ حَاضِرٍ أَوِ اسْتِقْبَالٍ
Fi'il Mudhori' :Kata
yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu sekarang atau akan
datang.
Misal : يَجْلِسُ
مُحَمَّدٌ (Muhammad sedang/akan duduk)
يَضْرِبُ
زَيْدٌ عَلـِيًّا (Zaid sedang/akan memukul Ali)
Ciri-ciri fi'il mudhori
Huruf
awalnya selalu dimulai dengan salah satu dari huruf أ
– ن – ي – ت ( أَنِيْتَ )
Jika
pelaku pekerjaannya :
1. Pria yg dibicarakan : awalnya berupa ي
, (
يـَجْلِسُ )
Ex : رَجُلُ يـَجْلِسُ ( Laki- laki itu sedang duduk )
2.
Wanita yg dibicarakan : awalnya
berupa ت , ( تـَجْلِسُ )
3. Satu pembicara : awalnya berupa أ ,
( أَجْلِسُ )
Ex
أَجْلِسُ ( saya laki laki duduk )
4. Dua/Lebih pembicara : awalnya berupa ن ,
( نـَجْلِسُ )
C.
Fi’il Amr ( kata kerja yang mengandung Perintah )
اَلْفِعْلُ
اْلأَمْرُ
اَلْفِعْلُ اْلأَمْرُ
: مَا دَلَّ عَلىَ طلب عَمَلٍ
Fi’il
Amr : Kata yang menunjukkan adanya tuntutan untuk melakukan suatu pekerjaan
(kata perintah).
Misal : اُفْعُلْ (kerjakanlah)
ُانْصُرْ
عَلِيًّا (tolonglah
Ali)
Fi'il Amr hanya digunakan untuk orang yang diajak
bicara (مُخَاطَبٌ/مُخَاطَبَةٌ )
No
|
Yang
diperintah
|
Wazan[1]
|
Contoh
|
1
|
1
laki-laki
|
اُفْعُلْ
|
اُنـْصُرْ
|
2
|
2
laki-laki
|
اُفْعُلاَ
|
اُنـْصُرَا
|
3
|
3/lebih
laki-laki
|
اُفْعُلُوْا
|
اُنـْصُرُوْا
|
4
|
1
orang wanita
|
اُفْعُلِيْ
|
اُنـْصُرِيْ
|
5
|
2
orang wanita
|
اُفْعُلاَ
|
اُنـْصُرَا
|
6
|
3/lebih
wanita
|
اُفْعُلْنَ
|
اُنـْصُرْنَ
|
h Harakat
huruf ‘ain fi’il amr tergantung pada harakat ‘ain fi'il mudhori'nya, jika pada
fi'il mudhori' dibaca dhommah maka pada fi'il amr dibaca dhommah pula, demikian
pula jika fathah atau kasroh, misal :
Fi'il
mudhori ( يَـضـْـرِبُ ) Fi'il amr (اِضْــرِبْ )
Fi'il
mudhori ( يَفْــتَــحُ ) Fi'il amr (اِفْــتَــحْ )
h Harakat
pertama pada fi'il amr tergantung pada ‘ain fi’il mudhori’nya, jika ‘ain fi’il
mudhori’ berupa dhommah maka harakat awal fi'il amr dibaca dhommah, jika fathah
atau kasroh maka harakat awal fi'il amr dibaca kasroh.
0 komentar:
Posting Komentar