Oleh Andika Yulianto
Ilmu
manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat
manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat
modern itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu
organisasi, yaitu :
1.
Tekanan pemilik perusahaan
2.
Kemajuan teknologi
3.
Saingan baru
4.
Tuntutan masyarakat
5.
Kebijaksanaan pemerintah
6.
Pengaruh dunia Internasional
Praktek manajemen sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal
ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh
lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana
tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan
para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Ada dua peristiwa yang sangatlah penting
dalam perkembangan ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776 ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja
(division of labor) yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik
dan berulang. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan
penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa
penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah revolusi
industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin,
menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi
dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini
mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan
lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Dari kedua peristiwa tersebut sampai
kini membuat para pakar berusaha mengembangkan teori teori manajemen. Dalam
definisi manajemen penulis mengutip pendapatnya Stoner,: bahwa Manejemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya sumber- daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan"
Sependapat dengan itu, penulis
mengurai kembali makna manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), mengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
Didalam perkembangan Ilmu manajemen
terdapat tiga aliran, dimana masing- masing aliran berusaha memberikan
pelajaran berharga untuk para manajer dalam memahami, mengelola, memimpin
organisasi, sehingga mampu mengatasi masalah – masalahnya.
Diantara aliran itu adalah :
1.
Teori manajemen pada masa Aliran
Klasik
Pada
masa aliran klasik ini juga disebut dengan era manajemen Ilmiah. Semenjak
peristiwa revolusi industri di Inggris pada abad 18, merupakan awal munculnya
ilmu manajemen. Hal tersebut menjadikan suatu perhatian khusus terhadap masalah – masalah manajeman
yang timbul baik dari kalangan usahawan, industrial maupun masyarakat secara
luas. Pada masa aliran klasik ini memunculkan sejumlah nama yang memberi
kontribusi dalam ilmu menajemen diantaranya: Robert Owen, Henry Fayol,
Frederick W. Taylor, dll. mari kita ulasan pemikiran meraka tentang ilmu
manajemen.
a. Robert
Owen (1771 – 1858)
Menurut Robert Owen dalam upaya peningkatan produktifitas
industri dan meraih kesuksesan suatu perusahaan, maka perlu memerhatikan para
karyawannya.
Hal yang menjadi perhatian Robert owen kala itu adalah :
·
Menentukan standarisasi Usia produktif yang
dapat bekerja dalam industri.
·
Memberikan Jam kerja yang Proposional.
·
Memberikan penghidupan yang layak bagi
karyawan (rumah, transport, lingkungan).
Atas perhatiannya beliau terhadap
karyawan maka beliau mendapat julukan The father manajemen personlity modern
( Bapak personal manajemen modern). Menurut Robert owen, investasi yang
penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Berkembanglah saat ini dengan
manajemen Sumber daya manusia.
b. Charles
Babbage ( 1792 – 1871).
Ketertarikannya terhadap penilaian efisiensi pada operasional
pabrik, maka Charles menerapkan prinsip ilmiahnya yang menjadi basic ilmu
matematika, dalam meningkatkan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau
pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan berjalan
secara sistemik, layaknya alat kalkulator.
Disamping itu beliau sangat memperhatikan faktor
manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan
antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian
keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan
produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran
tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian
keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan
produktivitas.
c.
Frederick W Taylor (1856- 1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah
yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan.
Adapun
filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1.
Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2.
Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan
yang cocok untuk satu pekerjaan.
3.
Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4.
Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan
perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja.
Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah
adalah :
1.
Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang
asal-asalan.
2.
Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3.
Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara
individual.
4.
Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5.
Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang
setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu
sendiri dan perusahaan.
d.
Henry L Gant (1861- 1919)
Sumbangan Henry L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan
bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem
"Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart".
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik
antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana
dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan
rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan
pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gant Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini
pelopor teknik - teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review
Techique).
e.
The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan
Lilian Gilbreth : 1878-1972)
Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan,
juga tertarik dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh
sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat
mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap
pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari
kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position plan of
promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah,
namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial
manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan
ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan
pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja
dan perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara
satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan
prinsip- prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti
kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena
kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
f.
Henry Fayol ( 1841-1925 )
Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial
management". Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang
sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan
bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode
ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan
keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi
karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang
manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu
keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori
umumnya yang telah dirumuskan.
Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam
kegiatan :
a.
Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat
barang-barang produksi.
b.
Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian
bahan mentah dan menjual hasil produksi.
c.
Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha
mendapatkan dan menggunakan modal.
d.
Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi
pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e.
Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,
keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik
f.
Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
i.
Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
ii.
Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan
materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
iii.
Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar
dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
iv.
Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya
dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
v.
Pengendalian
(Controlling) dengan memantau
rencana untuk membuktikan apakah
rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
Selain
hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :
1.
Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat
pada tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan
kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer
tingkat atas.
2.
Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan
dipelajari, sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul
tenggelam seperti orang belajar menyelam tanpa guru.
3.
Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala
bentuk dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri
dan lain- lain.
4.
Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen,
karena hukum bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat
disesuaikan pada keadaan yang dihadapi.
Ada
14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :
a)
Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus
manusia dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban
berjalan.
b)
Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility)
diperoleh melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan
wewenang formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan
orang lain.
c)
Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi
terhadap aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi
kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap
prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
d)
Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan
hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu
datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah
dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e)
Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok
kegiatan yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang
manajer dengan satu rencana kerja.
f)
Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan
umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu
kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu
keseluruhan.
g)
Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti
imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha.
h)
Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab
akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada
bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
i)
Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan
yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar
pada bagan organisasi.
j)
Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan
orang pada tempat dan waktu yang tepat.
k)
Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para
manajer terhadap bawahannya.
l)
Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam
arti tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m)
Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan
untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
n)
Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung
daripada komunikasi formal dan tertulis.
2.
Teori Manajemen pada masa Aliran hubungan Manusiawi(perilaku)
Pada aliran ini lebih cenderung kepada hakikat sumber daya
manusia. Aliran hubungan manusiawi (perilaku)
ini berkembang sebab aliran klasik dipandang tidak benar-benar membantu
percapaian efisiensi produksi dan keserasian tempat kerja. Oleh karna itu dicari upaya untuk membantu
manajer mengatasi masalah organisasi melalui ilmu sosiologi dan Psikologi
karyawan. Aliran ini muncul pada era manusia social.
Tokoh
– tokoh yang menjadi pelopor aliran ini adalah
a.
Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri.
Sumbangannya
yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan
tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya.
Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara
untuk meningkatkan produktivitas:
Ø Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai
dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
Ø Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi
syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
Ø Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak
yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
b.
Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu
gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan bawahan sehingga mereka
secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan
efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor
sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan.
Satu
hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan
uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam
meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang
merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap
kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect".
Selain
itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang
lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan
terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah
dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif
daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen.
Konsep
"socialman”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang
bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal
dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan
dengan istilah "vital machine”.
c.
Mary Parker Folett (1868-1933)
Follet
mengajukan suatu filosofi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk
mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa
tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan
mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata
lain ia berfikir bahwa organisasi pada dasarnya organisasi harus
didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian,
manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan
lawan.
d.
Chester L. Barnard
(1886–1961)
Dalam bukunya
berjudul The Functions of the Executive, dimana ia menggambarkan sebuah
teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat
sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard
menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard,
efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh
mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal
sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi
merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi,
kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga
mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa
bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
3.
Teori Manajemen Pada Aliran Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan
gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini
berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam
memecahkan masalah- masalah yang lebih kompleks.
Aliran ini
mengembangkan prosedur penelitian operasional (operational research =
OR) dalam menghadapi masalah organisasi. Prosedur yang digunakan dimulai
dari analisis masalah sampai dengan usulan kegiatan untuk mengatasi masalah
tersebut.
Aliran ini
muncul pada era modern, di abad 20, dengan hadirnya konsep manajemen kualitas
total (total quality management-TQM). W. Edwards Deming, dikenal sebagai Bapak
Kontrol Kualitas, berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas
bukanlah kesalahan pekerja, melainkan sistemnya.
Ia
menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah
reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,:
a.
biaya akan berkurang karena
berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan
pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material
b.
produktivitas meningkat
c.
market share meningkat karena
peningkatan kualitas dan harga
d.
Profitabilitas perusahaan peningkat
sehingga dapat bertahan dalam bisnis
e.
jumlah pekerjaan meningkat.
Kontribusi
kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen
cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh
manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi
manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran
mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas
yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan
diimplementasikan.
Mendekati akhir abad 20, manajemen
terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
·
Manajemen operasi atau produksi
Ketiga
aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang
terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah- masalah manajemen.
Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan
hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan
baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran
klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya
proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka
kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran
ini.
Proses
perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu :
1.
Dominan, yaitu
aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing
aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2.
Divergensi,
yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkembang sendiri-sendiri tanpa
memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3.
Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna
sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang
sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih
terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4.
Sintesis,
berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingens.
5.
Proliferasi,
merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori
manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan
manajenlen tertentu
Penutup
Manajer
saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang
dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling
sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat
saja menggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau
pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan
pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan manajemen
saat ini dan di masa datang.
Ada
beberapa alasan kenapa kita sangatlah
perlu mempelajari dan memahami perkembangan ilmu manajemen ini, alasannya
sebagai berikut:
1.
Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.
Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di
mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
2.
Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.
Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan perkembangannya,
kita dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya
yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu
dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang
untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda.
3.
Mengarahkan terhadap keputusan manajemen.
Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses dasar
sehingga dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori
merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta
yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan terjadi
pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa menerapkan
teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
4.
Merupakan sumber ide baru.
Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatu
kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari
Best Casinos in New York - MapyRO
BalasHapusFind 강원도 출장마사지 Casinos 군산 출장안마 in New York, NY, USA 고양 출장마사지 and other American states. Find the best 파주 출장안마 casinos in New York, New York, NY near 서울특별 출장마사지 NYC.