BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai
suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan baik fisik maupun makhluk
hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran sekolah
ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga membutuhkan pelajaran
dari alam atau lingkungan sekitar. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang
disebut PBM (Proses belajar-mangajar) ialah sebuah kegiatan utuh
terpadu(integral) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru
sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi
interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi
instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
Dunia pendidikan
tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan memahaminya, akan tetapi dalam dunia
pendidikan sangat berhubungan dengan dunia luar yang nyata. Pendidikan terdiri
dari berbagai elemen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan sebagai suatu
sistem.
Agama sebagai salah
satu kebutuhan rohani yang harus dipenuhi, dan juga menjadi landasan hidup
setiap manusia. Begitu juga dengan Pendidikan Agama Islam yang sangat urgen
dalam kehidupan kita seorang muslim. Tujuan hidup manusia menurut H. Muhsin An
Syadilie yang saya kutip dari penelitian terbarunya adalah “tujuan hidup
manusia di dunia. ini adalah untuk beribadah kepada Allah Swt dalam
berbagai aspeknya. Ibadah dalam artian menghambakan dirinya kepada peraturan-peraturan
yang dibuat oleh Allah Swt untuk kepentingan manusia agar mencapai kebahagiaan
di dunia dan di akhirat”.
Pendidikan agama Islam
sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan baik fisik maupun
makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran
sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga membutuhkan
pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.
1.2 RumusanMasalah
Dari pemaparanlatarbelakangtadi, maka kami
menentukanrumusan :
1. Apa pengertian dari PAI?
2. Apa pengertian Sistem?
3.
Apa saja Tujuan Pendidikan Islam?
4.
Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem dalam mencapai tujuan
Pendidikan Islam.
Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem
Oleh Andika Yulianto
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dari segi etimologi atau bahasa,
kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan
akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara
mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan
kecerdasan berpikir.[1]
Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1: Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.[2]
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan
tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh
guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang
diperlukan dalam pengembangan kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana
pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Menurut Nur Uhbiyati Pendidikan
Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah
teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu
ilmu bukanlah hanya teori. Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan
bahwa Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik
yang berbentuk jasmani maupun rohani.[3]
Menurut Ana Suryana Pendidikan Agama
Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber
akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu
kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran,
latihan, serta penggunaan pengalaman.
Dari
beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud
Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan
bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah
pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang
ditentukan oleh ajaran agama. Kepribadian Muslim adalah pribadi yang ajaran
Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa, dan
bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
B. Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa
Yunani “sistema” yang artinya: suatu keseluruhan yang tersusun dari
banyak bagian (whole compounded of several parts). Di antara
bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi
sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost
dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan
yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau
bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”[4]
Sedangkan Campbel menyatakan bahwa
sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang
bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Sistem pendidikan adalahkeseluruhan yang terpadu dari satuan kegiatan
pendidikan yg berkaiatan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikanSystem
juga diartikan sebagai suatu kesatuan komponen yang sama, satu sama lain saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari berbagai pengertian diatas,
maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari sekian
banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif
dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Dari konsep ini,
ada empat ciri utama suatu system.
Pertama, suatu
system memiliki tujuan tertentu.
Kedua, ada
komponen sistem ;
Ketiga, untuk menggerakkan fungsi, adanya fungsi yang menjamin dinamika dan
kesatuan kerja sistem. Dan
Keempat, adanya
interaksi antar berbagai Komponen.
Keempat ciri di atas merupakan satu
kesatuan yang kemudian dinamakan dengan sistem. Keempatnya merupakan bagian
yang saling berintegrasi sebagai satu kesatuan (totalitas) yang satu sama lain
tidak bisa berdiri sendiri, saling mengisi dan menguatkan dalam mencapai
tujuan.
C. Tujuan Pendidikan Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tujuan adalah
arah; haluan (jurusan); yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut)
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada
Allah.Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup
menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a
Dzariyat ayat 56 :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbr߉ç7÷èu‹Ï9 ÇÎÏÈ
“
Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Ibadah ialah jalan hidup yang
mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa
perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Berbeda dengan al-Syaibani
(1979:399), beliau menjabarkan tujuan pendidikan Islam dengan
mengklasifikasikannya kedalam tiga tujuan asasi sebagai berikut:
·
Tujuan-tujuan individual yang
sifatnya untuk peningkatan kemampuan setiap individu berupa pengetahuan,
perubahan tingkah laku, pertumbuhan kedewasaan, dan kesiapan-kesiapan yang
semestinya dimiliki untuk mempersiapkan proses pencapaian kebahagiaan dunia
akhirat.
·
Tujuan sosial yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat pada
umumnya.
·
Tujuan-tujuan profesional berkaitan
dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi, dan sebagai suatu
aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan
islam menjadi
1. Pembinaan
akhlak.
2. menyiapkan
anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan
ilmu.
4. Keterampilan
bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan
islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan
keagamaan.
2. Tujuan
pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan
pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan
pembicaraan kepribadian.
Dari
beberapa pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, kiranya bisa diambil
kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia paripurna,
terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang
memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada
ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
D. Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem dalam Mencapai Tujuan
Pendidikan Islam
Dari beberapa sumber yang
dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan yang
digunakan yaitu : 1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5. Situasi
lingkungan dan 6. Alat pendidikan.
Maka untuk menghasilkan output dari
sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling penting adalah bagaimana
membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan baik. Yang mana pendidik,
sisawa, materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan semuanya
satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan itu.
1) Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan Islam yaitu
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu, melahirkan manusia paripurna,
terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang
memahami peran dan fungsinya dala kehidupan serta mendasarkan semuanya pada
ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
2) Komponen Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam pendidikan tradisional,
siswa dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari
orang dewasa. Kini makin cepatnya perubahan sosial, dan berkat penemuan
teknologi maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat. Siswa di samping
sebagai objek pendidikan, ia juga sebagai subjek pendidikan, karena sumber
belajar bukan hanya guru, tapi siswa juga dapat menjadi sumber belajar terutama
dalam pembelajaran aktif. Sebagai salah satu input di lembaga pendidikan juga
sebagai komponen yang turut menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
Dalam pendidikan Islam seperti di
lingkungan pesantren, anak didik lebih dikenal sebagai santri. Komponen
anak didik ini di jelaskan dalam Alquran surat An- Nisa’: 9 bahwa seorang hamba harus takut apabila
meninggalkan anak-anak yang lemah.
|·÷‚u‹ø9ur šúïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz ZpƒÍh‘èŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ (#qà)Gu‹ù=sù ©!$# (#qä9qà)u‹ø9ur Zwöqs% #´‰ƒÏ‰y™ ÇÒÈ
“ dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar.”
3) Komponen Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing,
mengajar, dan atau melatih peserta didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik sebagai pendidik dan memenuhi beberapa kompetensi sebagai pendidik.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal
yang yang dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
atau sertifikat keahlian yang relevan. Sedangkan kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
pada usia dini meliputi, (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian,
(3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial.[5]
Dalam dunia pendidikan Islam, banyak sebutan bagi seorang
pendidik, diantaranya ustadz, syekh, ajengan,Kyai. Ulama-ulama dalam dunia
Islam memiliki fungsi ganda, ia adalah pendidik sekaligus seorang konselor bagi
masyarakat awam. Ia menjadi seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan
ilmu keduniaan maupun akhirat bagi anak-anak didiknya. Selain itu, manusia pun
telah memiliki mandat untuk senantiasa berubah, karena ia tidak bisa berubah
kecuali oleh mereka sendiri seperti dalam Alquran Allah telah menegaskan bahwa
Ia tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubahnya sendiri.
4)
Komponen Materi/isi
Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang
disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di
masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan,
yaitu:
(a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan,
(b) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.[6]
Alloh menerangkan mengenai hal ini dalam alquran Surat Annisa
ayat 83.
#sŒÎ)ur
öNèduä!%y`
ÖøBr&
z`ÏiB
Ç`øBF{$#
Írr&
Å$öqy‚ø9$#
(#qãã#sŒr&
¾ÏmÎ/
(
öqs9ur
çnr–Šu‘
’n<Î)
ÉAqß™§9$#
#†n<Î)ur
’Í<'ré&
ÌøBF{$#
öNåk÷]ÏB
çmyJÎ=yès9
tûïÏ%©!$#
¼çmtRqäÜÎ7/ZoKó¡o„
öNåk÷]ÏB
3
Ÿwöqs9ur
ã@ôÒsù
«!$#
öNà6øŠn=tã
¼çmçGuH÷qu‘ur
ÞOçF÷èt6¨?]w
z`»sܸФ±9$#
žwÎ)
WxŠÎ=s%
ÇÑÌÈ
”83. dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang
keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka
menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang
yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka
(Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada
kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di
antaramu).”
5)
Komponen Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang
mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan,
baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Siswa
dengan berbagai potensinya akan berkembang maksimal jika berada dalam sebuah
lingkungan yang kondusif. Sesuai dengan pendapat A. Noerhadi Djamal bahwa
lingkungan berpengaruh besar dan menentukan terhadap kelangsungan berkembangnya
potensi diri siswa.[7]
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan.
Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan
lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi lingkungan ini
berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu juga
menjadi pembatas pendidikan.[8]
Indikator lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut interaksi pelaku, iklim
organisasi, dan hubungan antara madrasah dengan masyarakat.
Lingkungan pendidikan dalam pendidikan Islm sangat luas, akan
tetapi jika dalam pendidikan formilnya ada sekolah-sekolah terpadu,
madrasah-madrasah, pondok pesantren atau boarding school, dan juga balai-balai
pelatihan. Dunia pesantren menjadi salah satu lingkungan pendidikan yang sangat
kondusif dan efektif, karena peserta didik dididik mulai dari ia bangun tidur
hingga tertidur kembali, dalam arti segala hubungan dengan sesama makhluk dan
Alloh pun diajarkan tiada henti, baik itu melalui kelas-kelas belajar maupun
dengan melihat akhlak pendidiknya.
6)
Komponen Alat
Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi
pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.
Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi
dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di
samping dibutuhkan pemilihan bahan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih
metode yang tepat pula.
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut baik
diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor
utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.[9]
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan.
Pertama alat pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti
perangkat keras yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana
pembelajaran.
Alat pendidikan dalam arti perangkat keras adalah sarana
pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat mendukung terselenggaranya
pembelajaran aktif dan efektif. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) ditentukan bahwa setiap
satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi, perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan, seperti perpustakaan dan
laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Kitab kuning menjadi tambahan bahan ajar di dunia pesantren.
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem karena
telah memiliki enam unsur sistem pendidikan yang harus bisa melahirkan manusia
paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia
yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya
pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling
berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani
maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna
menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan
kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan
fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum
Allah juga Rasul-Nya.
Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem karena telah memiliki enam
unsur sistem pendidikan (1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5.
Situasi lingkungan dan 6. Alat pendidikan) yang harus bisa melahirkan manusia
paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia
yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya
pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
Saran
Kami Ucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini, semoga apa
yang telah diberikan menjadi sebuah ilmu serta amal baik bagi kita. Seterusnya,
mungkin dalam pembuatan makalah ini baik dari penyusunan serta penjelasannya
masih kurang, untuk itu kami meminta saran saran serta kritikannya supaya kami
dapat membuat makalah yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
A Nurhadi Djamal,
”Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an” dalam Ahmad Tafsir Epistimologi
Untuk Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN
SGD, 1995),
A. A.
Navis, Pendidikan Dalam Membentuk Bangsa,
Anas
Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem(Bandung:
Rosda Karya, 1997)
Djohar, Evaluasi
atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk
Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru
Indonesia, 25 Oktober 1999),
Haidar Putra
Daulay, Pendidikan Islam,(Jakarta : Kencana, 2004),
Nur Uhbiyati., Ilmu
Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998
PP No. 19 TAHUN
2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: PT. Bina
Aksara, 2004), h. 21
Suryana, Ana. Metodik
Khusus Pembelajaran Agama Islam.(Tasikmalaya: STAI, 2010)
Tafsir, Ahmad. Ilmu
Pendidikan dalam Persfektif Islam. (Bandung : PT Remaja Rosda Karya.2005).
Tatang
Amirin, Pengantar Sistem (Jakarta: Rajawali Press, 1886),
W.J.S.
Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai
Pustaka,1984),
Zakiah
Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi
Aksara, 1995),
http://sntsusan.blogspot.com/2013/04/makalah-pendidikan-agama-islam-sebagai.html
Diakses tanggal 2 September 2014
http://hudanuralawiyah.wordpress.com/2011/11/25/makalah-pendidikan-agama-islam-pai-sebagai-suatu-sistem/
Diakses tanggal 2 September 2014
[1] W.J.S.
Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta : PN Balai Pustaka,1984), h. 250
[2]
Sisdiknas No 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
[3] Haidar
Putra Daulay, Pendidikan Islam,(Jakarta :
Kencana, 2004), h. 153
[4] Anas
Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu
Sistem(Bandung: Rosda Karya, 1997), h. 21-26.
[5] PP No.
19 TAHUN 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta:
PT. Bina Aksara, 2004), h. 21
[6]
Djohar, Evaluasi atas Arah Pendidikan dan Pemikiran
Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih
Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999),
h. 7
[7]
A Nurhadi Djamal, ”Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an” dalam
Ahmad Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam (Bandung:
Fakultas Tarbiyah IAIN SGD, 1995), h. 27
[8] A. A.
Navis, Pendidikan Dalam Membentuk Bangsa,
h. 7
[9] A. A.
Navis, ”Pendidikan dalam Membentuk Bangsa” makalah disampaikan dalam
Diskusi Ahli tentang Pendidikan untuk Masa Depan Pendidikan
yang Lebih Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25
Oktober 1999), h. 4
0 komentar:
Posting Komentar