Artikel Sering Tampil

Kamis, 04 September 2014

Pendidikan Agama Sebagai Suatu Sistem



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang ( Download)
Pendidikan sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga membutuhkan pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang disebut PBM (Proses belajar-mangajar) ialah sebuah kegiatan utuh terpadu(integral) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
Dunia pendidikan tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan memahaminya, akan tetapi dalam dunia pendidikan sangat berhubungan dengan dunia luar yang nyata. Pendidikan terdiri dari berbagai elemen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan sebagai suatu sistem.
Agama sebagai salah satu kebutuhan rohani yang harus dipenuhi, dan juga menjadi landasan hidup setiap manusia. Begitu juga dengan Pendidikan Agama Islam yang sangat urgen dalam kehidupan kita seorang muslim. Tujuan hidup manusia menurut H. Muhsin An Syadilie yang saya kutip dari penelitian terbarunya adalah “tujuan hidup manusia di dunia. ini adalah untuk beribadah  kepada Allah Swt dalam berbagai aspeknya. Ibadah dalam artian menghambakan dirinya kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh Allah Swt untuk kepentingan manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
Pendidikan agama Islam sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga membutuhkan pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.
1.2     RumusanMasalah
Dari pemaparanlatarbelakangtadi, maka kami menentukanrumusan :
1.       Apa pengertian dari PAI?
2.      Apa pengertian Sistem?     
3.      Apa saja Tujuan Pendidikan Islam?
4.      Pendidikan Agama Islam  Sebagai Suatu Sistem dalam mencapai tujuan Pendidikan Islam.



Pendidikan Agama Islam Sebagai  Suatu Sistem
Oleh Andika Yulianto


A.    Pengertian  Pendidikan Agama Islam
Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.[1]
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[2]
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Nur Uhbiyati Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.[3]
Menurut Ana Suryana Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama. Kepribadian Muslim adalah pribadi yang ajaran Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
B.     Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts). Di antara bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”[4]
Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Sistem pendidikan adalahkeseluruhan yang terpadu dari satuan kegiatan pendidikan yg berkaiatan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikanSystem juga diartikan sebagai suatu kesatuan komponen yang sama, satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Dari konsep ini, ada empat ciri utama suatu system.
Pertama, suatu system memiliki tujuan tertentu.
Kedua, ada komponen sistem ;
Ketiga, untuk menggerakkan fungsi, adanya fungsi yang menjamin dinamika dan kesatuan kerja sistem. Dan
Keempat, adanya interaksi antar berbagai Komponen.
Keempat ciri di atas merupakan satu kesatuan yang kemudian dinamakan dengan sistem. Keempatnya merupakan bagian yang saling berintegrasi sebagai satu kesatuan (totalitas) yang satu sama lain tidak bisa berdiri sendiri, saling mengisi dan menguatkan dalam mencapai tujuan.
C.    Tujuan Pendidikan Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tujuan adalah arah; haluan (jurusan); yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut)
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Berbeda dengan al-Syaibani (1979:399), beliau menjabarkan tujuan pendidikan Islam dengan mengklasifikasikannya kedalam tiga tujuan asasi sebagai berikut:
·         Tujuan-tujuan individual yang sifatnya untuk peningkatan kemampuan setiap individu berupa pengetahuan, perubahan tingkah laku, pertumbuhan kedewasaan, dan kesiapan-kesiapan yang semestinya dimiliki untuk mempersiapkan proses pencapaian kebahagiaan dunia akhirat.
·         Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat pada umumnya.
·         Tujuan-tujuan profesional berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi, dan sebagai suatu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1.      Pembinaan akhlak.
2.      menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3.      Penguasaan ilmu.
4.      Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1.      Tujuan keagamaan.
2.      Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3.      Tujuan pengajaran kebudayaan.
4.      Tujuan pembicaraan kepribadian.
Dari beberapa pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, kiranya bisa diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
D.    Pendidikan Agama Islam  Sebagai Suatu Sistem dalam Mencapai Tujuan Pendidikan Islam
Dari beberapa sumber yang dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan yang digunakan yaitu : 1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat pendidikan.
Maka untuk menghasilkan output dari sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling penting adalah bagaimana membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan baik. Yang mana pendidik, sisawa, materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan semuanya satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan itu.
1)      Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan Islam yaitu seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu, melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dala kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
2)      Komponen Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam pendidikan tradisional, siswa dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini makin cepatnya perubahan sosial, dan berkat penemuan teknologi maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat. Siswa di samping sebagai objek pendidikan, ia juga sebagai subjek pendidikan, karena sumber belajar bukan hanya guru, tapi siswa juga dapat menjadi sumber belajar terutama dalam pembelajaran aktif. Sebagai salah satu input di lembaga pendidikan juga sebagai komponen yang turut menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
Dalam pendidikan Islam seperti di lingkungan  pesantren, anak didik lebih dikenal sebagai santri. Komponen anak didik ini di jelaskan dalam Alquran surat An- Nisa’: 9  bahwa seorang hamba harus takut apabila meninggalkan anak-anak yang lemah.
|·÷uø9ur šúïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz Zp­ƒÍhèŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ (#qà)­Guù=sù ©!$# (#qä9qà)uø9ur Zwöqs% #´ƒÏy ÇÒÈ  
“ dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.
3)      Komponen Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan atau melatih peserta didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik sebagai pendidik dan memenuhi beberapa kompetensi sebagai pendidik.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang  yang dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan. Sedangkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak pada usia dini meliputi, (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial.[5]
Dalam dunia pendidikan Islam, banyak sebutan bagi seorang pendidik, diantaranya ustadz, syekh, ajengan,Kyai. Ulama-ulama dalam dunia Islam memiliki fungsi ganda, ia adalah pendidik sekaligus seorang konselor bagi masyarakat awam. Ia menjadi seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan ilmu keduniaan maupun akhirat bagi anak-anak didiknya. Selain itu, manusia pun telah memiliki mandat untuk senantiasa berubah, karena ia tidak bisa berubah kecuali oleh mereka sendiri seperti dalam Alquran Allah telah menegaskan bahwa Ia tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubahnya sendiri.
4)      Komponen Materi/isi Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu:
(a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan,
(b) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.[6]
Alloh menerangkan mengenai hal ini dalam alquran Surat Annisa ayat 83.
#sŒÎ)ur öNèduä!%y` ֍øBr& z`ÏiB Ç`øBF{$# Írr& Å$öqyø9$# (#qãã#sŒr& ¾ÏmÎ/ ( öqs9ur çnrŠu n<Î) ÉAqß§9$# #n<Î)ur Í<'ré& ̍øBF{$# öNåk÷]ÏB çmyJÎ=yès9 tûïÏ%©!$# ¼çmtRqäÜÎ7/ZoKó¡o öNåk÷]ÏB 3 Ÿwöqs9ur ã@ôÒsù «!$# öNà6øŠn=tã ¼çmçGuH÷quur ÞOçF÷èt6¨?]w z`»sܸФ±9$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÑÌÈ  
”83. dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).”
5)      Komponen Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Siswa dengan berbagai potensinya akan berkembang maksimal jika berada dalam sebuah lingkungan yang kondusif. Sesuai dengan pendapat A. Noerhadi Djamal  bahwa lingkungan berpengaruh besar dan menentukan terhadap kelangsungan berkembangnya potensi diri siswa.[7]
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu juga menjadi pembatas pendidikan.[8] Indikator lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut interaksi pelaku, iklim organisasi, dan hubungan antara madrasah dengan masyarakat.
Lingkungan pendidikan dalam pendidikan Islm sangat luas, akan tetapi jika dalam pendidikan formilnya ada sekolah-sekolah terpadu, madrasah-madrasah, pondok pesantren atau boarding school, dan juga balai-balai pelatihan. Dunia pesantren menjadi salah satu lingkungan pendidikan yang sangat kondusif dan efektif, karena peserta didik dididik mulai dari ia bangun tidur hingga tertidur kembali, dalam arti segala hubungan dengan sesama makhluk dan Alloh pun diajarkan tiada henti, baik itu melalui kelas-kelas belajar maupun dengan melihat akhlak pendidiknya.
6)      Komponen Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di samping dibutuhkan pemilihan bahan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula.
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.[9]
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
Alat pendidikan dalam arti perangkat keras adalah sarana pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat mendukung terselenggaranya pembelajaran aktif dan efektif. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) ditentukan bahwa setiap satuan pendidikan  wajib memiliki sarana yang meliputi, perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan, seperti perpustakaan dan laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Kitab kuning menjadi tambahan bahan ajar di dunia pesantren.
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem karena telah memiliki enam unsur sistem pendidikan yang harus bisa melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.



PENUTUP

Kesimpulan
Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem karena telah memiliki enam unsur sistem pendidikan (1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat pendidikan) yang harus bisa melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
Saran
            Kami Ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini, semoga apa yang telah diberikan menjadi sebuah ilmu serta amal baik bagi kita. Seterusnya, mungkin dalam pembuatan makalah ini baik dari penyusunan serta penjelasannya masih kurang, untuk itu kami meminta saran saran serta kritikannya supaya kami dapat membuat makalah yang baik.



DAFTAR PUSTAKA
A Nurhadi Djamal, ”Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an” dalam Ahmad Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam (Bandung:  Fakultas Tarbiyah IAIN SGD, 1995),
A. A. Navis, Pendidikan Dalam Membentuk Bangsa,
Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem(Bandung: Rosda Karya, 1997)
Djohar, Evaluasi atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999),
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam,(Jakarta : Kencana, 2004),
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998
PP No. 19 TAHUN 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2004), h. 21
Suryana, Ana. Metodik Khusus Pembelajaran Agama Islam.(Tasikmalaya: STAI, 2010)
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. (Bandung : PT Remaja Rosda Karya.2005).
Tatang Amirin, Pengantar Sistem (Jakarta: Rajawali Press, 1886),
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,1984),
Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),




[1] W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,1984), h. 250
[2] Sisdiknas No 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
[3] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam,(Jakarta : Kencana, 2004), h. 153
[4] Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem(Bandung: Rosda Karya, 1997), h. 21-26.
[5] PP No. 19 TAHUN 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2004), h. 21
[6] Djohar, Evaluasi atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999), h. 7
[7] A Nurhadi Djamal, ”Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an” dalam Ahmad Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam (Bandung:  Fakultas Tarbiyah IAIN SGD, 1995), h. 27
[8] A. A. Navis, Pendidikan Dalam Membentuk Bangsa, h. 7
[9] A. A. Navis, ”Pendidikan dalam Membentuk Bangsa” makalah  disampaikan dalam Diskusi Ahli tentang Pendidikan untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999), h. 4

0 komentar:

Posting Komentar